Mungkin Sebagian orang menganggap botol-botol bekas adalah sampah yang tidak berguna. Namun bagi Ratna Miranti botol bekas adalah barang yang sangat
berarti. Ia mampu mengubah barang itu menjadi sesuatu yang amat bernilai.
Sebagai seorang perajin lukisan di atas kaca, botol, gelas dan barang yang terbuat dari kaca lainnya.
Ratna mengawali
karirnya sejak tahun 2009, bisnisnya dimulai dari sebuah kecelakaan.
Ia sebelumnya berprofesi sebagai perajin batik. Ratna dulunya suka membatik. Tapi batik makin kesini makin banyak dan makin ketat. Akhirnya saya vakum 2 tahun karena mengurus anak,” tutur Ratna.
Ia sebelumnya berprofesi sebagai perajin batik. Ratna dulunya suka membatik. Tapi batik makin kesini makin banyak dan makin ketat. Akhirnya saya vakum 2 tahun karena mengurus anak,” tutur Ratna.
Ratna memutuskan
untuk memulai usahanya lagi. Namun, pada saat ingin membeli bahan baku cat
untuk batik, ia malah membeli cat untuk kaca. Ia pun iseng-iseng, mencoba
melukis di atas kaca, bermula dari botol
dan gelas. Ternyata temen-temen suka,” tutur Ratna.
Namun, kejadian itu tak serta merta membuat dirinya
percaya diri untuk menumbuh kembangkan usahanya menjadi besar. Pada saat itu, Ratna masih menjual produknya
berdasarkan pesanan konsumen.
Saya bikin dulu, karena pada dasarnya saya hobi melukis.
Waktu itu bertepatan pada momen Natal, jadi banyak pesanan bernuansa Natal, pemasaran
saya masih mulut ke mulut, di media sosial, atau bawa ke tempat ibu-ibu
arisan,” papar Ratna.
Pada akhirnya ada momen pameran
yang membawa berkah paparnya
Barulah pada tahun 2010, genap setelah usahanya
berusia 1 tahun, dia mendapat kesempatan untuk mengikuti pameran Inacraft di
Jakarta. Disitulah kesempatan besar bagi Ratna untuk memperkenalkan produknya
sekaligus mengembangkan usahanya, dan dia mendapatkan suntikan modal dari PT
Permodalan Nasional Madani (PNM) melalui programnya yaitu Unit Layanan Mikro
Madani sebesar Rp 50 juta.
“Uang tersebut digunakan untuk tambahan modal, biaya bahan
baku dan yang lain,” ucapnya. Sampai saat ini, omzet yang didapat Ratna dengan
produknya yang dinamai ‘Meerakatja’
ini mencapai Rp 30 juta/bulan. Padahal sebelum menjadi besar, dia hanya bisa
meraup Rp 3-5 juta per bulan.
“Awalnya omzet Rp 3 juta, paling tinggi Rp 5 juta.
Karena jualnya juga perorangan. Modal awalnya juga pertama Rp 500 ribu,”
katanya. Untuk urusan bahan baku, Ratna mengaku tak kesulitan. Ia pun sering
memesan botol-botol bekas penjual
jamu. Namun untuk catnya, Ratna menggunakan cat yang diimpor dari Jerman
melalui distributor langganannya. Tak hanya melukis di atas botol, Ratna pun menerima pesanan untuk
melukis interior rumah berbahan baku kaca, kaca cermin, vas bunga, gelas,
tempat lampu, guci dan lain sebagainya.
“Untuk masalah Harga saya biasa menjual Rp 25 ribu
hingga Rp 2,5 juta, sesuai tingkat kesulitannya” ucapnya. Produknya ini masih
banyak tersebar di wilayah Jakarta dan Bandung. Beberapa produknya pun telah
masuk pasar internasional, namun ia tidak secara langsung mengekspor produknya
ke luar negeri melainkan melalui perantara.
“Kalau
yang namanya benar-benar ekspor sih belum. Tapi ada pesanan beberapa orang
untuk tujuannya ke luar negeri seperti, Kanada, Jerman, dan lain-lain.” papar Ratna.
Sampai saat ini, Ratna memiliki 3 pegawai tetap yang bekerja sebagai pemberi
warna pada karyanya. Urusan desain dan lukisan dasar, Ratna lah yang turun
tangan. “Kalau pesanan lagi banyak, kita bisa sampai 15 orang,” cetusnya. Jika
tertarik dengan hasil karya Meerakatja ini,
anda bisa langsung datang ke Jalan Sangkuriang O-2, Bandung.
Semoga dapat menginspirasi anda, Thanks For Reading,..
Luar biasa... di tunggu kunjungan balikx ya gan.....
ReplyDelete